Ketua Umum Asdeki: Penyebab Kelangkaan Kontainer Ekspor Di Indonesia Dan Solusinya
Belakangan dunia ekspor dan impor nasional merasakan adanya kelangkaan boks Kontener, untuk melakukan kegiatan ekspor ke berbagai negara tujuan. Banyak pendapat dan analisa yang berkembang di public mengapa terjadi kelangkaan bpks kontener dan apa sebabnya.
Salah satu pendapat pun datang dari kalangan pengusaha depo kontener, yang selama ini menjadi pihak yang berperan penting bagi kegiatan eksport dan impor nasional.
Adalah H Muslan AR selaku Ketua Umum ASDEKI (Asosiasi Depo Kontener Seluruh Indonesia) mengatakan bahwa ada sejunmlah penyebab terjadinya kelangkaan kontener ekspor saat ini. “Petama, kelangkaan kontener ekspor itu tidak lepas dari pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia yang juga berdampak terhadap terganggunya aktivitas eksport/import karena belum stabilnya perekonomian dan perdagangan global maka aliran kontainer secara internasional ikut berpengaruh,” ungkap H Muslan, sebagaimana release yang diterima Redaksi ISL News baru-baru ini.
Yang kedua, lanjut H Muslan, karenanya adanya perang dagang internasional antara Amerika serikat dengan China. “Yang berdampak pada adanya kecenderungan Perusahaan Pelayaran memilih market ke Amerika dan Eropa yang dikarenakan tarif Freight lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Inter Asia,” ujar H. Muslan.
Ketidaksamaan Type Container Import dan Export, Kata H Muslan, juga menjadi penyebab terjadinya kelangkaan Kontener saat ini. “Karena ketidaksamaan tersebut (Penyebab ketiga-red), menjadikan pelaku usaha cenderung mengunakan container 20’ karena lebih dominan import pada Row Material - Untuk kebutuhan Export dari Indonesia adalah Bahan Jadi sehingga exportir lebih memilih menggunakan Container 40’ standar atau Hq,” Jelas Muslan.
Yang kelima, kata Muslan, Kelangkaan Kontener juga disebabkan karena biaya Freight dan Angkutan Truck serta biaya di pelabuhan THC dan sebagainya perbandingannya adalah : - Container 20’/Container dengan tarif 100 % dengan capasitas max 30 Cbm atau berat maximal bisa sampai 24 Ton. - Container 40’/Container Tarip Freght, THS, Trucking, dan Depo, Cuma 1.6 % apabila dibandingkan dengan menggunkan cont 20’ padahal capasitas bisa dimuat dengan cargo sampai 54 CBM. Atau kapasitasnya 2 x lipat container 20 foot.
“Yang keenam, akibat dari tidak adanya keseimbangan kebutuhan container 40 foot untuk Export dan Importnya menggunakan container 20’ maka dengan terpaksa perusahaan pelayaran melakukan atau mendatangkan container kosong atau Reposisi dan biaya tersebut ditanggung 100% oleh perusahaan pelayaran,” ujar Muslan.
Dan yang ke Tujuh, penyebab kelangkaan Kontener karena belum berlakunya pelaksanakan Peraturan Pemerintah atau Kementrian Perhubungan perihal kelaikan Container yang berstandar International. “Sehingga para Exportir selalu berusaha untuk meminta container yang Bagus bukan container yang layak pakai sesuai cargo barang dan standard International,” ungkap Muslan.
Solusi Kelangkaan Kontainer Export
Bagaimana solusi dari isu kelangkaan kontener ini ? Pertama, kata H. Muslan diperlukan kerjasama antar perusahaan Pelayaran International untuk saling dapat menggunakan containernya antara pelayaran yang satu dengan pelayaran International lainnya sehingga hal ini menjadikan kerja sama yang saling menguntungkan baik antar Perusahaan Pelayaran, para Exportir dan Pemerintah. (kalau ini bisa dijalankan pasti biaya Logistik akan bisa turun cukup siginifikan).
“Yang kedua, Pemerintah dalam hal ini adalah Kementrian Perhubungan perlu segera mengeluarkan aturan mengenai Standard International Kelaikan Container dimana aturan tersebut sebagai kelanjutan dari pada Revisi KM 53 Th 2018,”tegas H. Muslan.